Ketika
lidah dengan ringan berkata "rindu" pada ia yang masih menjadi misteri,
pada ia yang tertulis di lauh mahfudz, pada ia yang Allah takdirkan
untuk menjadi pendamping hidup. .
Dan
aku tertegun. Yang kutahu, kewajibanku hanyalah mencintai Rabbku
sepenuh hati. Bagaimana bisa aku merindukan ia yang bahkan aku tak tau
siapa dan kapan datangnya. Sedangkan Allah jelas selalu bersamaku,
menyayangiku dan memberiku kehidupan. .
Bagaimana
bisa aku merindukan ia yang aku tak tau akankah bertemu di dunia atau
di surga kelak. Sedangkan Allah jelas harus selalui kutemui di setiap
harinya. .
Biarkan
saja mengalir, sebelum pintu rumahku kau ketuk biarkan aku mencintai
Rabbku sepenuh hati tanpa ada celah memikirkan cinta cinta yang lain
karena ku tau Rabbku akan memberikanku yang terbaik jika sudah waktunya.
.
Biarkan
saja mengalir, sebelum dirimu mendatangi kedua orang tuaku biarlah aku
mencintai Rabbku dengan tulus, mengharap kasih sayangNya hingga tiba
akad terucap dan kita mencintaiNya bersama-sama.
.
Kontribusi oleh @putrifilda
No comments:
Post a Comment