Saturday, 28 November 2015

Ketika lidah dengan ringan berkata "rindu" pada ia yang masih menjadi misteri, pada ia yang tertulis di lauh mahfudz, pada ia yang Allah takdirkan untuk menjadi pendamping hidup. .
Dan aku tertegun. Yang kutahu, kewajibanku hanyalah mencintai Rabbku sepenuh hati. Bagaimana bisa aku merindukan ia yang bahkan aku tak tau siapa dan kapan datangnya. Sedangkan Allah jelas selalu bersamaku, menyayangiku dan memberiku kehidupan. .

Bagaimana bisa aku merindukan ia yang aku tak tau akankah bertemu di dunia atau di surga kelak. Sedangkan Allah jelas harus selalui kutemui di setiap harinya. .

Biarkan saja mengalir, sebelum pintu rumahku kau ketuk biarkan aku mencintai Rabbku sepenuh hati tanpa ada celah memikirkan cinta cinta yang lain karena ku tau Rabbku akan memberikanku yang terbaik jika sudah waktunya.
.

Biarkan saja mengalir, sebelum dirimu mendatangi kedua orang tuaku biarlah aku mencintai Rabbku dengan tulus, mengharap kasih sayangNya hingga tiba akad terucap dan kita mencintaiNya bersama-sama.
.
Kontribusi oleh @putrifilda

No comments:

Post a Comment