Monday 15 August 2016

Bagi yang telah menikah

Kehidupan berpasangan dalam sebuah keluarga bukanlah kehidupan surga yang hanya berisi kenikmatan dan suka cita.
Seromantis apapun..
Sesakinah apapun..
Sebaik apapun..
Dalam sebuah kehidupan keluarga, suatu saat pastilah ada masalahnya. Terkadang pasangan berselisih atau bertengkar dalam suatu hal..

Perselisihan atau pertengkaran yang sesekali terjadi pada pasangan bukanlah hal yang fatal. Sepanjang masih bisa mengendalikan diri dan mengontrol kata-kata..

Yang fatal karena terkadang perselisihan atau pertengkaran yang terjadi berkepanjangan, membawa luka mendalam serta merusak hubungan..
Oleh karena itu bagi pasangan perlu menghindari tiga ucapan berikut ini :

*ANCAMAN
Pasangan suami istri harus menghindari kata-kata yang bernada ancaman. Sebab ancaman hanya makin menyulut kemarahan pasangan hidup kita dan menyebabkan masalah berkepanjangan. Kalaupun ancaman meredakan masalah saat itu, tapi ia membekaskan kekhawatiran di jiwa pasangan hidup kita.

Kata-kata seperti :
• “Awas, kalau kamu tidak berubah, aku akan pergi dari rumah ini!“
• “Awas kalau kamu tidak baik, aku akan pergi dengan yang lain!”
• “Jika kamu mengulangi hal itu lagi, aku akan mengusirmu dari rumah ini!“

Harus dihindari..!
Betapa banyaknya keluarga yang berantakan setelah salah satu pasangan mengeluarkan ancaman semacam ini.

Yang lebih berbahaya, jika suami mengancam dengan menggunakan kata “cerai” seperti kalimat:
• “Kalau begini caranya, aku akan menceraikanmu.”
• "kamu jika tidak berubah lebih baik kita cerai.”

*Rasulullah shalallahu alaihi wasallam mengingatkan kita tentang kata-kata cerai, Beliau bersabda :

ثَلاَثٌ جِدُّهُنَّ جِدٌّ وَهَزْلُهُنَّ جِدٌّ النِّكَاحُ وَالطَّلاَقُ وَالرَّجْعَةُ

“Tiga perkara yang serius dan bercandanya sama-sama dianggap serius: (1) nikah, (2) talak, dan (3) rujuk.“ (HR. Abu Daud 2194, At Tirmidzi 1184)

* Imam Nawawi rahimahullah menjelaskan:
“Orang yang mentalak dalam keadaan ridha, marah, serius maupun bercanda, talaknya tetap jatuh.” (Al Majmu’, Yahya bin Syarf An Nawawi, 17: 68)

*UNGKAPAN KEBENCIAN
Meskipun sedang marah atau bertengkar dengan pasangan, hindari kata-kata seperti :
• “Aku benci kamu.”
• “Aku itu denganmu karena terpaksa. Sebab tidak ada pilihan lain.”
• “kalo bukan karena sabar, aku tidak akan denganmu.”

Disadari atau tidak, kata-kata ungkapan kebencian ini bisa sangat membekas di hati pasangan hidup, khususnya ketika diucapkan oleh seorang kepada pasangannya. Karena dia akan merasa bahwa pasangannya sudah tak lagi mencintainya, dan juga memnghargainya. Dan ini berbahaya bagi kehidupan pernikahannya.

Bahkan, bekas luka pada hati karena ungkapan benci seperti ini akan terus terbawa dalam benak pasangan meskipun kemarahan sudah mereda, pertengkaran sudah selesai, dan permalasahan sudah teratasi. Salah satu tandanya adalah ketika ada hal yang tak diinginkan dari pasangan, maka akan muncul dan teringat kembali kata-kata itu. Kita perlu menyadari bahwa adalah pasangan kita memiliki perasaan.

*Kata “SELALU” dan “TIDAK PERNAH”
Kata-kata ini juga perlu dihindari.
• “Kamu selalu begitu, tidak belajar mengerti perasaanku.”
• “Selalu saja sesuai dengan maumu tidak pernah tidak.”

Misalnya ketika bertengkar gara-gara salah satu pasangan telat ke suatu acara, kemudian pasangannya bilang :
• “Ini gara-gara kamu telat datang, kamu itu selalu telat begitu!”
• “Kamu kapan sih ga telat?! Selalu seperti itu!”

Padahal, bisa jadi dalam satu pekan atau bahkan satu bulan, baru kali itu pasangannya terlambat datang. Itu pun karena dirinya tidak enak badan atau ada udzur. Yang ironisnya saat sering menyalahkan seperti itu terkadang dia sendiri sering lupa bahwa disisi lainpun dia sering sekali menunda bahkan membatalkan janji tetapi selalu meminta untuk dimaklumi.

Sedangkan penggunaan kata “tidak pernah” umumnya lebih sering dipakai wanita. Yaitu ketika marah kepada pasangannya, ia mengatakan :
• “Engkau tidak pernah membahagiakanku!”
• “Engkau tidak pernah berbuat baik kepadaku!”
• “Engkau tidak pernah belajar dari masalah!”
• “Engkau tidak pernah berusaha buat aku tenang”
• “Engkau tidak pernah memperhatikanku.”
• “Kau tidak pernah adil padaku.”

Kata-kata “tidak pernah” ini merupakan bentuk pengingkaran atas kebaikan pasangan hidup kita. Dan karena ini banyak digunakan wanita, inilah yang menyebabkan kebanyakan penghuni neraka adalah wanita. Rasulullah shalallahu alaihi wasallam bersabda :

وَرَأَيْتُ النَّارَ فَلَمْ أَرَ كَالْيَوْمِ مَنْظَرًا قَطُّ وَرَأَيْتُ أَكْثَرَ أَهْلِهَا النِّسَاءَ. قَالُوا: لِمَ يَا رَسُوْلَ اللهِ؟ قَالَ: بِكُفْرِهِنَّ. قِيْلَ: يَكْفُرْنَ بِاللهِ؟ قَالَ: يَكْفُرْنَ الْعَشِيْرَ وَيَكْفُرْنَ اْلإِحْسَانَ، لَوْ أَحْسَنْتَ إِلىَ إِحْدَاهُنَّ الدَّهْرَ، ثُمَّ رَأَتْ مِنْكَ شَيْئًا قَالَتْ: مَا رَأَيْتُ مِنْكَ خَيْرًا قَطُّ

“Dan aku melihat neraka. Aku belum pernah sama sekali melihat pemandangan seperti hari ini. Dan aku lihat ternyata mayoritas penghuninya adalah para wanita.” Mereka bertanya, “Kenapa para wanita menjadi mayoritas penghuni neraka, ya Rasulullah?” Beliau menjawab, “Disebabkan kekufuran mereka.” Ada yang bertanya kepada beliau, “Apakah para wanita itu kufur kepada Allah?” Beliau menjawab, “(Tidak, melainkan) mereka kufur kepada suami dan mengkufuri kebaikan (suami). Seandainya engkau berbuat baik kepada salah seorang istri kalian pada suatu waktu, kemudian suatu saat ia melihat darimu ada sesuatu (yang tidak berkenan di hatinya) niscaya ia akan berkata, ‘Aku sama sekali TIDAK PERNAH melihat kebaikan darimu’.” (HR. Bukhari 5197 dan Muslim 907)

*Saudaraku, ingatlah…

إِنَّ الرَّجُلَ لَيَتَكَلَّمُ بِالْكَلِمَةِ لاَ يَرَى بِهَا بَأْسًا يَهْوِى بِهَا سَبْعِينَ خَرِيفًا فِى النَّارِ

“Sesungguhnya seseorang berbicara dengan suatu kalimat yang dia anggap itu tidaklah mengapa, padahal dia akan dilemparkan di neraka sejauh 70 tahun perjalanan karenanya.” (HR. Tirmidzi 2314) hasan ghorib.

Allah Ta’ala berfirman :

وَتَحْسَبُونَهُ هَيِّنًا وَهُوَ عِنْدَ اللَّهِ عَظِيمٌ

“Kamu menganggapnya suatu yang ringan saja. Padahal dia pada sisi Allah adalah besar.” (Qs. An Nur 15)

Maka,

مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ فَلْيَقُلْ خَيْرًا، أَوْ لِيَصْمُتْ

“Barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, maka hendaknya dia berkata yang baik atau diam.” (HR. Bukhori 6475)

Semoga Allah mudahkan kita memperbaiki dan menjaga lisan kita..
_____________________
*Abdullah bin Suyitno (عبدالله بن صيتن)
*Shahih Fiqih Wanita

No comments:

Post a Comment