Saturday, 27 March 2010

makassar berjuta keindahan

Makassar Kota Daeng. Makassar merupakan salah satu kota besar di Indonesia. Hana pertama kali menginjakkan kaki di Makassar pada bulan Desember 1999. Keluarga Hana pindah ke kota ini karena Bapak dimutasi ke Makassar. Asing, itulah kata pertama yang terbersit di benak saya ketika tiba di Makassar. Bandara Hasanuddin terlihat tidak seperti bandara karena memang gersang dan belum terlalu banyak pesawat saat itu. Hana juga mengalami sedikit kesulitan dalam beradaptasi. Teman-teman mengatakan kamu dengan kita (kita adalah kamu dalam bahasa Makassar, kata ini dipakai untuk menunjukkan kesopanan). Saya bingung sekali ketika salah satu teman saya bertanya “Siapa nama, ta?”. Sayapun bertanya kembali “Ya?”. Teman saya mengulang “Siapa nama kita?”. Duh, bingungnya bukan maen pas ditanya kayak gitu. Jadi Hana jawab aja “Nama kita semua tidak sama. Nama saya Hana, kamu?”. Dia pun menjawab bahwa namanya Dhila, kemudian dia menjelaskan kepada saya bahwa kata kita itu artinya kamu. Hahahaha dodol yaaah….
Itulah salah satu pengalaman yang tak akan saya lupakan tentang Makassar. Tak terasa, keluarga saya telah 10 tahun lebih berada di Makassar. Saya dan keluarga sangat senang sekali bisa mengenal kota ajaib ini. Bayangkan, dalam waktu 5 tahun saja pembangunan kota ini benar-benar pesat. Jika tahun 1999 hanya ada Mall Ratu Indah, di tahun 2004 sudah bertambah 4 Mall (Mall Panakukkang, MTC, GTC, dan PTC). Kepadatan kota ini juga sudah menyaingi kota-kota besar di Jawa.
SD, SMP, dan SMA saya tamatkan di Makassar. Bahkan saya lebih mengetahui seluk-beluk Makassar daripada tektek bengek Jakarta yang menjadi tempat kelahiran saya. Banyak tempat yang sudah saya kunjungi selama saya tinggal di Kota Daeng ini. Saya benar-benar jatuh cinta pada pantai Bira dan Pulau Samalona. Pantai dengan pasir putih dan air lautnya yang biru. Hana senang sekali bisa mendapatkan berbagai jenis kerang dan menemukan bintang laut saat di pantai Bira. Kuliner Makassar juga memberikan ingatan tersendiri bagi saya. Selama 8 tahun tinggal di Makassar, lidah saya sudah sangat akrab dengan kuliner lezat dan nikmat ala Makassar seperti Coto, Palubasa, Pisang ijo, Air tahu (Susu kedelai), Kapurung, Mie Titi, waaaaa nyamannaaaa jadi pengeeeen =9

Saya terlanjur jatuh cinta pada semua hal yang melekat di Makassar. Meski bukan orang Makassar asli, bagi saya Makassar adalah kota indah dimana saya telah melewatkan sebagian perjalanan hidup saya disana. Di tahun 2010, Telkom (Perusahaan tempat Bapak saya bekerja) mengadakan mutasi lagi. Pilihannya Bandung, Jakarta, dan Surabaya. Atau tetap berada di Makassar. Saya tidak tahu apa yang menjadi takdir saya dan keluarga nantinya, tapi saya selalu berharap dan berdoa bahwa kami mendapatkan tempat yang terbaik dimanapun kami berada :)

No comments:

Post a Comment