sore ini seperti biasa, sepulang dari sekolah hana
menyempatkan untuk menonton tivi. ada tayangan yang cukup menyentil, topiknya
tentang riya. jujur, kadang susaaaaaah banget menjauhi riya. meskipun setengah
mati berusaha ikhlas, entah kenapa hana merasa masih ada setitik riya di hati ketika
ingin melakukan sesuatu.
Semoga hadits di bawah ini bisa sedikit mengingatkan hana dan
para pembaca tentang bahaya riya.
Dari Abi Hurairah
Radhiyallahu 'anhu, ia berkata, aku mendengar Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa
sallam bersabda :
“Sesungguhnya manusia pertama
yang diadili pada hari kiamat adalah orang yang mati syahid di jalan Allah. Dia
didatangkan dan diperlihatkan kepadanya kenikmatan-kenikmatan (yang diberikan
di dunia), lalu ia pun mengenalinya.
Allah bertanya kepadanya :
'Amal apakah yang engkau lakukan dengan nikmat-nikmat itu?'
Ia menjawab : 'Aku berperang
semata-mata karena Engkau sehingga aku mati syahid.'
Allah berfirman : 'Engkau
dusta! Engkau berperang supaya dikatakan seorang yang gagah berani. Memang
demikianlah yang telah dikatakan (tentang dirimu).' Kemudian diperintahkan
(malaikat) agar menyeret orang itu atas mukanya (tertelungkup), lalu
dilemparkan ke dalam neraka.
Berikutnya orang (yang
diadili) adalah seorang yang menuntut ilmu dan mengajarkannya serta membaca al
Qur`an. Ia didatangkan dan diperlihatkan kepadanya kenikmatan-kenikmatannya,
maka ia pun mengakuinya.
Kemudian Allah menanyakannya:
'Amal apakah yang telah engkau lakukan dengan kenikmatan-kenikmatan itu?'
Ia menjawab: 'Aku menuntut
ilmu dan mengajarkannya, serta aku membaca al Qur`an hanyalah karena engkau.'
Allah berkata : 'Engkau
dusta! Engkau menuntut ilmu agar dikatakan seorang ‘alim (yang berilmu) dan
engkau membaca al Qur`an supaya dikatakan (sebagai) seorang qari' (pembaca al
Qur`an yang baik). Memang begitulah yang dikatakan (tentang dirimu).'
Kemudian diperintahkan
(malaikat) agar menyeret atas mukanya dan melemparkannya ke dalam neraka.
Berikutnya (yang diadili)
adalah orang yang diberikan kelapangan rezeki dan berbagai macam harta benda.
Ia didatangkan dan diperlihatkan kepadanya kenikmatan-kenikmatannya, maka ia
pun mengenalinya (mengakuinya).
Allah bertanya : 'Apa yang
engkau telah lakukan dengan nikmat-nikmat itu?' Dia menjawab : 'Aku tidak
pernah meninggalkan shadaqah dan infaq pada jalan yang Engkau cintai, melainkan
pasti aku melakukannya semata-mata karena Engkau.'
Allah berfirman : 'Engkau
dusta! Engkau berbuat yang demikian itu supaya dikatakan seorang dermawan
(murah hati) dan memang begitulah yang dikatakan (tentang dirimu).'
Kemudian diperintahkan
(malaikat) agar menyeretnya atas mukanya dan melemparkannya ke dalam neraka.’”
H.R:
1. Muslim, Kitabul Imarah, bab Man Qaatala lir Riya' was Sum'ah Istahaqqannar (VI/47) atau (III/1513-1514 no. 1905).
1. Muslim, Kitabul Imarah, bab Man Qaatala lir Riya' was Sum'ah Istahaqqannar (VI/47) atau (III/1513-1514 no. 1905).
No comments:
Post a Comment